Sponsors

Artikel Marketing




Setuju Jika Subsidi BBM Dicabut 2012


Menaikkan harga BBM dengan mencabut subsidi akan  menghemat uang negara 129.723 trillun rupiah. Dari sini uang negara  bisa dihemat untuk kemudian  digunakan menambah  subsidi pupuk bagi petani dll.Atau memperluas lapangan kerja misal,memperbanyak jumlah UKM,  sehingga dapat memperkecil angka pengangguran yang sudah mencapai di atas tujuh jutaan.

Kebijakan Yang Relevan

Jalan-jalan di Jakarta sering macet total.Menyusuli Jakarta ialah Surabaya, Bandung dan bahkan Makassar akhir-akhir sudah sering macet. Membuat tak nyaman pengguna jalan yang buru waktu ke kantor.Lebih menyebalkan karena harus menanggung kerugian akibat ketingal pesawat. 

Memang tak ada yang pernah menghitung angka kerugian sosial akibat ulah musuh bernama “macet”.Tapi kita bisa merabanya, dan mengatakan risiko yang harus ditanggung  tentu milliaran rupiah.

Satu diantara sekian sebabnya ialah pertambahan jumlah luas jalan berbanding terbalik dengan pertambahan luas jalan raya.Angka kenaikan jumlah kendaraan lebih besar daripada angka pertambahan luas jalan raya setiap tahunnya. Terutama sepeda motor. Angka cepat sekali membengkak. Ini terjadi akibat gampangnya dealer motor menjual motor sebagai buah dari kebijakan negara yang enggan membatasi angka penjualan sepeda motor.Hasilnya ya itu tadi,"macet".

Boleh jadi, jumlah kendaraan bermotor akan berkurang menyusul naiknya harga BBM.Karena harga BBM suda mahal akibat kenaikan harga yang tak mau berhenti.Tambah lagi sering  macetnya jalan raya minta ampun, orang-orang akan berfikir,  mending beralih ke sepeda  karena bisa lebih  hemat. Bila ini benar terjadi nantinya, maka tingkat emisi karbon yang selama ini tak mau berhenti meninggi, akan turun sejalan dengan menurunnya jumlah pengguna kendaraan bermotor.Akibat lain ialah, persediaan BBM negara tidak cepat kering, yang berarti  tak perlu lebih banyak mengeluarkan uang untuk meingmpior BB. 
Hidup hemat di ruang yang sehat (bebas karbon) merupakan impian masyarakat modern abad 21 ini, yang ingin "go to green".Dalam konteks ini, kebijakan menaikkan harga BBM  menjadi relevan.

Trilliun Diselamatkan

Harga BBM di negara-negara tetangga misal, Malaysia atau Singapura lebih tinggi dari harga BBM kita. Saat ini premium dijual seharga Rp.4.500 per liter. Sedangkan di Malaysia harganya 4.950 rupiah di bawah Singapura yang dipatok seharga 11.560 rupiah per liternya. Peluang ini ternyata ditangkap oleh pebisnis komoditas  BBM yang banyak di perbatasan Malaysia-Singapura. Mereka membeli sebanyak mungkin BBM dalam negeri kemudian menjualnya ke negara tetangga.Untungnya ? Sangat besar. 

Tahukah anda berapa nilai subsidi  BBM pemerintah untuk membantu rakyat membeli BBM  selama 2011?  Nilainya mencapai  129,723 triliun (Kompas 23/7/211). Sepuluh persen saja subsidi diambil oleh pebisnis  BBM   ,  maka uang negara yang masuk di kocek mereka sebesar 1.2 trilliun rupiah.

Daripada BBM kita ke luar negeri hanya menguntungkan segelintir orang, lebih bijaksana menaikkan harga BBM setara dengan harga di dua negara tadi.Dijamin, pebisnis  BBM yang memanfaatkan subsidi BBM  akan behenti.

Dengan kenaikan BBM  otomatis pendapatan negara tidak akan terkuras oleh subsidi BBM yang jumlah trilliunan rupiah.Sebaliknya menanjak naik. Dan kenaikan ini tentu akan dipakai untuk menutupi kekurangan biaya di sektor lain yang lebih profitable atau bidang yang sejatinya mumpuni untuk mempercepat capaian pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan 6.75% 2012 ini.

Misal di sektor pertanian dan perkebunan yang banyak menyerap tenaga kerja. Naiknya nilai subsidi pupuk dsb akhirnya akan menekan biaya produksi sehingga petani berpeluang meraih untung dalam jumlah yang sehat.Seterusnya income petani ikut naik. Atau menumbuh kembangkan UKM yang ada ,hingga menjadi usaha mikro yang mampu menyerap tenaha kerja puluhan juta  di tengah pasa bebas  yang tak mengenal ampun.

Jadi ada benarnya pemerintah menaikkan harga BBM.


===============================================================

HARUS FOKUS PADA PELANGGAN LOYAL ?


Oleh:Pettarani
Palopo, 10 Januari 2011


"Setiap tahun rata-rata perusahaan kehilangan pelanggan sebesar 10%. Penurunan 5% dari tingkat kehilangan pelanggan dapat  menaikkan laba  25% hingga 65%. Dibutuhkan biaya 5 kali lipat lebih besar untuk mencari pelanggan baru daripada biaya untuk mempertahankan mereka". Akhirnya tingkat laba pelanggan cenderung naik selama hidupnya"( Philip Kotler, "Manajemen Pemasaran Volume 1).General Motor telah membenarkan Kotler.


GM tiap tahun menargetkan mendapat 20% pelanggan baru.Dan usaha ini terbukti menelan biaya lebih tinggi dari upaya mempertahankan pelanggan.Dalam hitungan GM, biaya mendapatkan satu pelanggan baru sekitar US$2.500. Sementara harga rata-rata per unit mobil GM senilai US$ 20.000,dengan  rata-rata pendapatan bersih (earning) GM 10% saja dari nilai penjualan . Jadi , keuntungan per unit sama dengan 10% dari US$ 20.000 atau US$ 2.000.Artinya, biaya untuk menarik pelanggan baru justru lebih mahal di mana GM harus defisit US$500 per unitnya ketimbang profit yang mereka dapatkan.


Maka jauh lebih baik menyediakan waktu lebih banyak kepada pelanggan setia (loyal) daripada pelanggan  yang plin-plan.

Palanggan Loyal.Sipa Dia ?

Dari sisi tingkatan loyalitas, David Aaker membagi pelanggan  ke dalam beberapa jenjang . Pertama  "the switcher " (pembeli tak setia), kedua adalah "the habitual buyer"(pembeli yang suka mengikuti trend baru) , ketiga adalah "the  satisfied buyer"(pembeli yang puas dengan produk yang dibelinya).Selanjutnya ialah "the liking buyer (pelanggan yang telah jatuh cinta pada produk) , dan terakhir adalah the "committed buyer" ( pelanggan yang telah terpikat, lalu berkomitmen membantu misalnya, "mempromosikan produk yang dibelinya kepada konsumen lainnya. Merekomendir konsumen lain memberi produk sama dengan produk yang dipakainya") .

Dari lima tingkatan pelanggan di atas, dua yang terakhir yang harus menjadi fokus utama.Sebab merekalah donatur terbesar dari laba yang diperoleh.Merekalah yang benar-benar pembeli setia (loyal).Sebab itu perlakukan terhadap mereka harus di atas rata-rata dari perlakukan yang diberikan kepada tiga jenis pelanggan sebelumnya.Excellent service mungkin bisa jadi perekat untuk mereka.


Excellent Service


Dalam "Why Customer Come Back" Manzie R. Lawfer menulis, ada lima prinsip dasar untuk menciptakan loyalitas pelanggan yang sejatinya menggambarkan wajah dari sebuah excellent service.

Pertama, harus ditekankan semangat “ people do business with people“, artinya melayani dan memperlakukan pelanggan dengan sebaik-baiknya sebagai human being . Dalam bahasa Jawa disebut "nguwongke".Customer is the king,memperlakukan pelanggan loyal layaknya seorang raja.

Kedua, menajamkan diferensiasi produk dan layanan.Meski produk yang ditawarkan punya kesamaan dengan produk pesaing, namun ia harus tetap dapat dibedakan dengan saingannya."Diffrensiation or Die",kata Jack Trout."Bila produk anda tidak berbeda dengan produk pesaing",  lanjut Trout, "pelanggan setia akan pergi dan bisnis anda akan mati".  Kualitas boleh saja sama, namun harga harus  berbeda. "Harga Pampies murah tapi tidak murahan". Bisa pula dibedakan (diffrensiation) dari sisi pembayaran. "Membeli Pampies bisa kredit". Dan seterusnya. Yang terpenting  di sini ialah bahwa pampies harus berbeda dengan produk lain.Inilah makna diffrensiasi produk dan layanan.

Ketiga, punya produk dan jasa dengan value and assurance tinggi."Value" yang dimaksud ialah, manfaat (ekonomi dsb) yang diperoleh konsumen di atas harapan mereka. Adapun "assurance" berarti adanya jaminan (mutu,kembali barang atau return. Jaminan kembali uanga atau money back gurantee) yang akan diberikan kepada pelanggan. Semua jaminan itu harus benar-benar ditepati agar pelanggan tidak hengkan karena merasa ditipu.

Keempat, melakukan komunikasi pelanggan secara efektif. Komunikasi efektif melahirkan rasa kelekatan dengan produk dan corporate. Adanya program promo, kenaikan atau penurunan harga serta potongan harga dsb,  dikomunikasikan kepada konsumen. Hingga konsumen bisa sedini mungkin terhindar dari risiko kerugian materi ataupun non materi. Dari sini diharapkan lahir sikap simpatik dan bahkan empati dari pelanggan pada produk.Cinta pelanggan lahir karena merasa dicintai.

Akhirnya terus menerus  fokus pada keinginan pelanggan.Ini penting karena kebutuhan dan keinginan pelanggan dapat berubah mengikuti perubahan masyarakat.


Contoh kasus. Dewasa ini enduser popok bayi menginginkan popok pants. Mereka meningglkan popok perekat karena menurut mereka popok perekat tidak praktis dan tidak up to date (tidak ngetrend).Alhasil, popok pants laris manis ketimbang popok perekat.

Perubahan keinginan konsumen ini bila tidak segera dijawab oleh perusahaan dengan cara memproduksi popok pants, maka pelanggan loyal akan berpindah ke  lain hati. Semakin ramai popok pants di pasaran beredar, semakin mudah konsumen mendapatkannya. Maka semakin banyak pula pelanggan popok perekat beralih ke popok pants.Dan sinilah kerugian besar akan dialami perusahaan bila masih kukuh dengan produk lama.

Sebuah perusahaan pernah menghitung besarnya laba yang hilang atau kerugian yang dialaminya karena kehilangan pelanggan.  Sebut saja perusahaan "XWZ" mempunyai 50.000 perlanggan dan 5 persen dari pelanggannya hilang dalam setahun karena pelayanan yang buruk, padahal pelanggan tersebut rata-rata dapat memberikan omzet sekitar 1 juta per orang.  Kerugian yang dialami oleh perusahaan sebagai berikut: 


Total pelanggan yang hilang 2.500 x Rp. 1.000.000 =  Rp. 2.500.000.000,-Omzet Rp. 2,5 Milyar per tahun. Bila keuntungan dari omzet tersebut 10% maka laba yang hilang sebesar Rp. 250.000.000,- 

Wah, iya yah.Betul juga tuh ?!